cari mobil

Sabtu, 19 Desember 2009

Pelajaran Berharga Buat Jepang

Jepang - Nissan Motor Co untuk pertamakali meluncurkan sketsa kendaraan komersial berbasis listrik pada perhelatan Tokyo Motor Show ke-41 (TMS) yang dimulai hari ini, Rabu (21/10), di Chiba Jepang. Sementara Toyota Motor Corp memperkenalkan konsep mobil listrik.

Kedua produk yang dipertontonkan raksasa otomotif Jepang tersebut menjadi tanda seriusnya pengembangan mobil nol emisi untuk masa mendatang.

Belakangan ini manufaktur kendaraan di dunia memang mulai serius memproduksi kendaraan listrik menggunakan baterai lithium-ion yang bisa diisi ulang.

Mobil berbasis tenaga listrik dianggap para analis otomotif dan energi di Jepang memberikan peluang baru. Krisis financial dan melambungnya harga minyak dalam beberapa tahun belakangan setidaknya telah mengajari pentingnya efisiensi.

Apalagi penjualan mobil baru di Jepang selama tahun ini telah mengalami masa paling buruk dalam tiga dekade terakhir. Ini merupakan tanda bahwa konsumen mulai jenuh pada mobil konvensional yang berbiaya operasional tinggi.

Seiring mulai seriusnya produsen kendaraan membangun mobil listrik, dukungan pemerintah Jepang terus mengalir. Untuk mendorong pertumbuhan mobil hybrid dan elektrik, pemerintah Jepang telah membuat berbagai kebijakan yang meringankan industri dan konsumen.

Contohnya, pajak penggunaan barang untuk pembuatan mobil hemat energi dan rendah emisi dipangkas. Sementara konsumen yang membeli diberi insentif berupa potongan pajak.

“Kami serius membangun kendaraaan listrik untuk konsumsi global dan akan terus mengembangkan model bisnis serta teknologinya,” kata CEO Mitsubishi Motors Corp Osamu Masuko di sela-sela TMS hari ini.

Langkah yang digerakkan Mitsubishi juga sedang dijalankan Nissan. Bahkan beberapa hari lalu Nissan telah menandatangani kontrak kerjasama dengan Sumitomo Corp dalam pembuatan baterai lithium-ion untuk disuplai mobil listrik Nissan.

"Dengan Sumitomo, kami sedang mengembangkan model bisnis baru R '4 ', yaitu penggunaan kembali (reuse), penjualan kembali (resell), pembuatan ulang (refabricate) dan mendaur ulang (recycle) baterai lithium-ion. Solusi inovatif ini menunjukkan komitmen kami pada pengawasan produk yang baik dari awal hingga akhir,” kata CEO Nissan Carlos Ghosn.

Dari semua manufaktur Jepang, Toyota adalah pabrikan yang paling terdepan dalam penjualan mobil ramah lingkungan dan hemat energi. Toyota Prius hybrid yang kini memasuki generasi ketiga sekarang menjadi mobil terlaris di Jepang mengalahkan mobil-mobil efisien berbasis konvensional.

“Mobil hybrid akan menjadi tolak ukur di masa mendatang. Tapi Toyota tidak hanya memecahkan telur pada teknologi itu saja,” ujar presiden Toyota Akio Toyoda saat berlangsung konferensi pers tadi pagi di TMS.

Toyoda menambahkan teknologi mobil ramah lingkungan dan efisien yang lebih modern yang akan dikembangkan Toyota dapat dilihat pada mobil konsep elektrik FT-EV II serta konsep Lexus hybrid.

Di luar gedung pameran, para pengamat keuangan di Jepang saat ini sedang mengkhawatirkan penguatan Yen. Menurut mereka, kondisi ini bisa mempengaruhi daya saing dari harga mobil-mobil efisien buatan Jepang di luar negaranya.

“Bila dollar jatuh lebih jauh dari yen, ini akan menyulikan ekspor ke Amerika Utara,” ujar CEO Honda Takanobu Ito dalam sebuah wawancara televisi dengan Reuters.

“Kami perlu mencari pasar lain yang potensial di luar Amerika Utara untuk menjaga output domestik,” lanjut Ito.

TMS sendiri secara tradisional dianggap sebagai salah satu dari lima pameran industry otomotif terbesar di dunia. Namun pada tahun ini gengsi TMS hilang setelah hampir setengah peserta tahun lalu absen di tahun ini. Apalagi peserta luar negeri yang ikut hanya tersisa dua. Itupun dari pabrikan kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar