cari mobil

Kamis, 04 Februari 2010

C-Class dan E-Class Melahap Jalur Magelang-Yogyakarta

TIGA belas unit Mercedes-Benz yang terdiri dari 2 unit C200, 3 unit C250, 4 unit E200, 4 unit E250 dan ML350 dan sejumlah mobil pendukung telah menunggu kami di kawasan resort Losari Coffe Plantation, Magelang, Jawa Tengah. Seluruhnya menggunakan fitur teknologi mesin terbaru CGI (Charged Gasoline Injection) BlueEFFICCIENCY.

Mesin pengganti model Kompressor ini memiliki tenaga yang setara dengan pendahulunya, namun torsinya lebih besar dan sudah dicapai pada rpm yang lebih rendah. Contohnya adalah mesin C200 CGI. Dengan kapasitas yang sama dengan C200 K yaitu 1.796cc, keduanya memiliki output yang sama yaitu 184hp.

Bedanya pada C200 K diraih pada 5.500rpm, sementara C200 CGI pada 5.250rpm. C200 K memiliki torsi 250Nm pada rentang 2.800-5.000rpm, sementara C200 CGI torsinya lebih besar yaitu 270Nm dan sudah hadir pada rentang 1.800-4.500rpm, sehingga pengemudi tak perlu mengijak pedal gas dalam-dalam untuk melakukan akselerasi. C200 CGI butuh 8,2 detik untuk berakelerasi 0-100 km/jam, lebih baik 0,9 detik pada C200 K dengan prestasi 9,1 detik.

Mesin C250 CGI bertugas menggantikan C230 V6 berkapasitas 2.496cc generasi lama. Meski kapastas mesinnya lebih kecil yaitu hanya 1.796cc dan hanya 4 silinder, keduanya memiliki tenaga yang setara yaitu 204hp. Hebatnya lagi, tenaga sebesar ini sudah dicapai lebih dulu oleh mesin yang lebih kecil yaitu pada 5.500rpm, sementara pendahulunya baru tercapai pada 6.100rpm.

Keajaiban terjadi juga pada torsinya. Mesin V6 memiliki kekuatan puntir 245Nm antara 2.900-5.500rpm sementara mesin CGI 4 silinder dapat membuahkan torsi sebesar 310Nm pada rentang yang lebih rendah antara 2.000-4.000rpm. Dengan spesifikasi seperti itu mesin C250 CGI berakselerasi 1,2 detik lebih cepat (7,4 detik) dibanding mesin V6 dengan catatan 8,6 detik untuk mencapai 0-100 km/jam.

Keajaiban ini muncul berkat penggunaan perangkat turbocharger terbaru yang menyempurnakan sistem suplain bahan bakar beteknologi direct injection-nya. Perangkat turbo plus intercooler yang dimilikinya, didesain secara khusus untu mengeliminir gejala turbolag yang umumnya muncul pada rpm tertentu.

Penasaran dengan kemampuannya, kami segera menuju kendaraan yang sudah tersedia dan kebetulan Media Indonesia berkesempatan mencoba C250 CGI. Untuk mengetahui kemampuan totalnya, sengaja transmisi otomatis diposisikan pada mode sport.

C250 CGI yang kami coba saat itu memiliki fitur paddle shift di balik kemudinya yang memungkinkan transmisi otomatis 5-speed-nya dioperasikan secara manual.

Tak berapa lama, rombongan pun bergerak menerobos tirai hujan yang lumayan deras. Kami yang berada pada mobil bernomor 7 segera mengejar ketinggalan ketika iring-iringan terdepan megembangkan kecepatannya.

Saat pedal dibenamkan ke lantai, mesin tak langsung merespons. Ada jeda beberapa saat. Namun jeda itu dibayar dengan tarikan kuat yang seolah tak ada putusnya. Perpindahannya pun sangat halus bahkan saat pedal dibiarkan terbenam sejajar dengan lantai. Tenaganya terasa terus meningkat seperti tak memiliki batas. Hanya kondisi lalu lintas dan nyali saja yang membuat kecepatan kendaraan menjadi terbatasi.

Seperti umumnya kendaraan premium Eropa, C250 CGI memiliki performa rem yang sanggup membangkitkan rasa percaya diri sehingga kami merasa tetap aman saat melakukan manuver sulit. Apalagi dengan dukungan handling setirnya yang akurat.

Suspensinya cukup ideal menyekat getaran ban agar tak sampai ke bodi. Kontur jalan bergelombang hanya menyisakan sedikit gerakan pada bodinya, sementara jok kulit plus safety belt-nya, memberikan dekapan yang nyaman dan aman menjaga pengemudi tak bergeser dari posisi.

Tak berapa lama kami harus bertukar kendaraan dengan kelompok jurnalis lain. Kali ini kami mendapatkan E200 CGI. Selain kapasitas mesinnya lebih kecil, E-Class pasti memiliki bobot yang lebih berat dibanding C-Class tadi sehingga kendaraan ini terasa sedikit lebih lamban. Meskipun demikian, tetap saja kendaraan ini mampu membenamkan punggung dalam dekapan sandaran joknya, lewat tarikannya yang kuat tanpa terputus.

Dengan dimensinya yang relatif lebih besar, E200 CGI mampu mengimbangi kelincahan C250 CGI yang meliuk-liuk di hadapan kami. Apalagi setelah mengetahui dan akrab dengan karakter transmisinya.

Dalam upaya agar tak terpisah dari iring-iringan, tikungan tajam pun terpaksa kami libas dengan kecapatan tinggi. Meskipun demikian tak ada sedikit pun munculnya gerakan-gerakan liar. Hanya saja, lampu di bagian tengah dasbor berkedip yang memberitahukan bahwa perangkat Electronic Stability Programme tengah bekerja keras menjaga arah kendaraan tetap pada lajurnya.

Sebenarnya masih ada seribu rasa penasaran yang mengganjal di benak kami. Sayangnya, padatnya jadwal test drive mambuat kami tak sempat mengeksplorasi lebih dalam kendaraan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar